DASAR-DASAR YANG SEDERHANA DALAM KEDUA AGAMA

(1/5)
  
Kemudian kita melihat kedua  agama  ini  mempunyai  konsepsi
tentang hidup dan akhlak yang dapat dikatakan sama. Keduanya
memandang manusia dan awal  mula  penjadiannya  sama:  Allah
menciptakan  Adam  dan  Hawa  dan keduanya ditempatkan dalam
surga, kemudian diwahyukan jangan mereka mendengarkan godaan
setan.  Tetapi mereka makan juga (buah) dari pohon itu, maka
merekapun keluar dari  surga.  Setan  yang  tak  mau  tunduk
kepada  Adam,  adalah  musuh mereka - sebagaimana diwahyukan
Allah kepada  Muhammad  -  dan  yang  tidak  mau  menyucikan
kalimat  Allah, menurut kitab-kitab SUCI kaum Nasrani. Setan
memperdayakan Hawa dan membujuknya.  Lalu  Hawapun  membujuk
Adam  dan  keduanya  sama-sama  makan  dari Pohon Abadi itu.
Karena itu, maka tampaklah  aurat  mereka.  Merekapun  minta
ampun  kepada  Tuhan  dan  Tuhan mengirimkan mereka ke bumi,
yang  akan  jadi  saling  bermusuhan  di   antara   sebagian
keturunan mereka, dan yang akan diperdayakan setan, sehingga
akan ada golongan yang sesat dan ada pula yang akan  melawan
kehancuran itu.
 
Untuk memperkuat perjuangan manusia melawan godaan dosa itu,
Tuhan telah mengutus Nuh, Ibrahim, Musa, Isa  dan  nabi-nabi
yang lain, dan kepada setiap rasul itu disertakan pula kitab
(wahyu) menurut bahasa masyarakat lingkungan guna memperkuat
apa  yang  datang  dari  Tuhan dan memberi penerangan kepada
mereka. Sebagaimana juga di pihak  setan  ada  barisan  yang
membela  nafsu  kejahatan,  juga  para  malaikat  memuja dan
menguduskan kesucian Tuhan. Masing-masing mereka itu  saling
berselisih   menghadapi  hidup  dan  alam  ini  sampai  Hari
Kebangkitan, tatkala setiap jiwa kelak akan memperoleh hasil
sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan takkan ada seorang
teman akrabpun yang sudi menanyakan teman lainnya.

PERBEDAAN TAUHID DAN TRINITAS
 
Akan kita lihat dalam Qur'an yang telah menyebutkan Isa  dan
Mariam  dengan  penghormatan serta penghargaan yang demikian
rupa dari Tuhan sehingga kitapun karenanya turut  bersimpati
pula,  terbawa  oleh  rasa  persaudaraan.  Tetapi  apa  yang
menyebabkan kita lalu bertanya?: Kalau begitu,  kenapa  kaum
Muslimin  dan  Kristen  selama berabad-abad terus bermusuhan
dan berperang? Jawaban  atas  pertanyaan  ini  ialah,  bahwa
antara   ajaran-ajaran   Islam   dan  Kristen  itu  terdapat
perbedaan asasi yang menjadi suatu  sebab  perdebatan  hebat
semasa  Nabi, sekalipun perdebatan demikian itu tidak sampai
melampaui batas permusuhan dan kebencian. Kaum Kristen tidak
mengakui  kenabian  Muhammad  seperti  Islam  yang  mengakui
kenabian Isa; Kristen berlandaskan  Trinitas,  sedang  Islam
samasekali  menolak,  selain Tauhid. Kaum Kristen menuhankan
Isa, dan berpegang pada argumentasi ketuhanannya  itu  bahwa
dia   sudah   berbicara   sejak   di   dalam   buaian  serta
memperlihatkan mujizat-mujizat yang tak dapat dilakukan oleh
yang  lain;  suatu hal yang sebenarnya hanya dapat dilakukan
oleh Tuhan.

KAUM NASRANI MENGAJAK NABI BERDEBAT
 
Pada masa permulaan  Islam  mereka  mendebat  kaum  Muslimin
tentang   itu  dengan  menggunakan  Quran,  dengan  berkata:
Bukankah Quran yang diturunkan kepada Muhammad itu  mengakui
pendapat  kami  ketika  berkata:  "Dan tatkala para malaikat
berkata: 'Aduhai Mariam, Tuhan menyampaikan  berita  gembira
kepadamu  dengan  Firman  Tuhan:  namanya  Isa al Masih anak
Mariam,  orang  terpandang  di  dunia  dan  di  akhirat  dan
termasuk  orang yang dekat (kepada Tuhan). Ia akan berbicara
dengan orang semasa ia anak-anak dan sesudah dewasa  dan  ia
tergolong  orang yang baik-baik.' Kata (Mariam)-nya: 'Tuhan,
dari mana saya akan mendapatkan anak, padahal tak ada  orang
yang  menyentuhku.'  Ia  (Tuhan)  berkata: 'Begitulah, Tuhan
mencipta menurut kehendakNya. Jika ia memutuskan sesuatu, Ia
hanya  berkata: Jadilah, maka iapun jadi. Dan ia mengajarkan
Kitab kepadanya, hikmah kebijaksanaan, Taurat dan Injil. Dan
ia  diutus  menjadi  Rasul bagi Keluarga Israil: 'Aku datang
kepadamu membawa sebuah Bukti dari Tuhanmu. Kuciptakan  dari
tanah  liat  bentuk serupa burung. Kutiup ia lalu ia menjadi
seekor burung dengan ijin Allah, dan aku dapat  menyembuhkan
orang  buta  dan  berpenyakit kusta serta menghidupkan orang
mati dengan ijin Allah. Akupun dapat memberitahukan kepadamu
apa  yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dalam rumahmu.
Itulah  suatu  bukti  bagimu  bila  kamu  orang-orang   yang
beriman." (QS, 3:45-49)
 
Jadi  Qur'an  menegaskan,  bahwa ia menghidupkan orang mati,
menyembuhkan orang buta asal  dari  kelahiran,  menyembuhkan
kusta,  dan  dari  segumpal tanah dijadikannya seekor burung
dan dapat membuat ramalan dan  semua  ini  adalah  merupakan
sifat-sifat  Ilahiah.  Inilah  pandangan  kaum  Nasrani masa
Nabi,  yang   dijadikan   mereka   bahan   argumentasi   dan
mengajaknya  berdebat dengan pendirian, bahwa Isa juga Tuhan
di samping Allah. Dan ada lagi segolongan  mereka  itu  yang
berpendirian menuhankan Mariam karena Allah telah menurunkan
SabdaNya kepadanya. Pendirian  kaum  Nasrani  yang  demikian
pada  masa  itu  menganggap  Mariam  satu  dari  tiga  dalam
Trinitas Bapa, Anak dan Ruh Kudus. Mereka yang  berpendirian
dengan  menuhankan  Isa  dan ibunya itu hanya merupakan satu
sekte  dari   sekian   banyak   sekte-sekte   Nasrani   yang
bermacam-macam dan terpencar-pencar itu.
 
Orang-orang  Nasrani  seluruh  jazirah Arab dengan alirannya
yang bermacam-macam itu mengajak Muhammad  berdebat  menurut
dasar  mazhab  mereka.  Kata mereka Almasih itu ialah Allah,
dia anak Allah; kata mereka dia adalah satu dari tiga  dalam
Trinitas.  Mereka  yang  berpendapat  pada ketuhanan Isa itu
berpegang  pada  argumentasi  yang   disebutkan   di   atas.
Argumentasi  yang  mengatakan  bahwa  dia  anak Allah, sebab
bapanya tidak  diketahui  orang,  dan  dia  berbicara  dalam
buaian  semasa  anak-anak,  yang  tak  pernah  terjadi  pada
siapapun dari anak Adam. Argumentasi yang  mengatakan  bahwa
dia satu dari tiga dalam Trinitas, sebab Allah berkata: Kami
perintahkan, Kami jadikan dan  Kami  tentukan.  Kalau  hanya
Satu  tentu  berkata:  Aku  perintahkan, Aku jadikan dan Aku
tentukan. Muhammad mendengarkan semua tanggapan mereka  itu,
dan  mengajaknya  berdiskusi  dengan  cara  yang lebih baik.
Dalam perdebatan itu ia tidak begitu keras seperti  terhadap
kaum  musyrik  dan  penyembah berhala. Bahkan dikemukakannya
argumen itu berdasarkan wahyu dengan  cara  yang  logis  dan
sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab mereka. Allah
berfirman: "Sebenarnya  mereka  telah  melakukan  penghinaan
(terhadap  Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa Allah ialah
Isa al-Masih  anak  Mariam.  Katakan:  Siapakah  yang  dapat
merintangi  jika Ia hendak membinasakan al-Masih anak Mariam
serta ibunya dan setiap orang yang  ada  di  muka  bumi  ini
semua?  Kerajaan  langit  dan  bumi serta segala yang ada di
antara itu, adalah milik Allah. Ia menciptakan apa yang  ada
di   antara  itu,  dan  Allah  Maha  Kuasa  atas  segalanya.
Orang-orang  Yahudi  dan  Nasrani   berkata:   Kami   adalah
anak-anak  Allah  dan  yang dicintaiNya. Katakan: Mengapa Ia
menyiksamu  karena  dosa-dosamu  itu?   Sebenarnya   kamupun
manusia,  seperti  yang  pernah diciptakanNya. Ia mengampuni
siapa saja yang dikehendakiNya dan Ia menghukum  siapa  saja
yang  dikehendakiNya.  Kerajaan langit dan bumi serta segala
yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Dan kepadaNyalah
kembali sebagai tujuan terakhir." (QS, 5:17-18)
 
"Sebenarnya  mereka  telah  melakukan  penghinaan  (terhadap
Tuhan), mereka yang mengatakan,  bahwa  Allah  itu  al-Masih
anak  Mariam. Bahkan al-Masih berkata: Hai anak-anak Israil,
sembahlah   Allah,   Tuhanku   dan   Tuhanmu.    Barangsiapa
mempersekutukan Allah, Allah akan mengharamkan surga baginya
dan tempatnya adalah api neraka. Orang-orang  teraniaya  itu
takkan  punya  pembela.  Sebenarnya  mereka  telah melakukan
penghinaan (terhadap Tuhan) mereka  yang  mengatakan,  bahwa
Allah  adalah  satu  dari tiga dalam Trinitas. Tak ada tuhan
kecuali Tuhan Yang  Satu.  Apabila  tidak  mau  juga  mereka
berhenti   (menghina   Tuhan),   pasti   mereka  yang  telah
merendahkan  (Tuhan),  itu  akan   dijatuhi   siksaan   yang
memedihkan." (QS, 5:72-73)
 
"Dan  ingat  ketika  Allah  berkata:  Hai  Isa  anak Mariam!
Engkaukah yang mengatakan  kepada  orang:  mengangkatku  dan
ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? Ia menjawab: Maha Suci
Engkau, tidak akan aku mengatakan yang bukan menjadi  hakku.
Kalaupun    aku    mengatakannya,    tentu    Engkau   sudah
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada dalam  hatiku,
tapi aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Dirimu. Maha
Mengetahui Engkau  atas  segala  yang  gaib.  Tak  ada  yang
kukatakan kepada mereka, selain daripada yang Kauperintahkan
kepadaku;  supaya  mereka  menyembah  Allah,   Tuhanku   dan
Tuhanmu,  dan  akulah  saksi  mereka  selama  aku  berada di
tengah-.engah mereka. Tetapi setelah Kauwafatkan aku, Engkau
Pengawas  mereka  dan  Engkau  pula  yang menyaksikan segala
sesuatu.  Kalau   Engkau   siksa   mereka,   mereka   adalah
hamba-hambaMu,   kalaupun   Engkau   ampuni  mereka,  Engkau
Penguasa Maha Mulia dan Bijaksana." (QS, 5:116-118)
 
Pandangan Nasrani adalah Trinitas dan Isa adalah anak Allah.
Sedangkan  Islam  menolak  semua  itu  dengan  tegas sekali,
menolak bahwa Tuhan mempunyai  anak.  "Katakan:  'Allah  itu
Satu.  Allah  itu  abadi dan mutlak. Tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tiada satu apa pun  yang  menyerupai-Nya."
(QS,  112:1-4)  "Tidak  sepatutnya bagi Allah akan mengambil
anak. Maha Suci Ia." (QS, 19:35) "Hal seperti  terhadap  Isa
bagi Allah sama seperti terhadap Adam; dijadikan-Nya ia dari
tanah lalu dikatakan: jadilah, maka jadilah ia." (QS, 3:59)
 
Pada dasarnya Islam adalah agama  Tauhid,  dalam  pengertian
Tauhid  yang  murni  dan  kuat  sekali, dan dalam pengertian
Tauhid yang sederhana dan jelas sekali.  Setiap  kemungkinan
yang  akan  mengaburkan pengertian dan pikiran Tauhid, Islam
tegas menolaknya dan menganggapnya kufur. "Allah tidak  akan
mengampuni  bila  Dia dipersekutukan. Tetapi selain itu akan
diampuniNya siapa saja yang dikehendakiNya." (QS, 4:48)
 
Bagaimanapun konsepsi Masehi tentang Trinitas,  yang  memang
mempunyai hubungan sejarah dengan beberapa agama lama, namun
bagi Muhammad itu sama sekali bukan  suatu  kebenaran.  Yang
benar  ialah  Allah  itu Esa, tidak bersekutu, tidak beranak
dan  tidak   diperanakkan,   dan   tak   ada   apapun   yang
menyerupaiNya. Jadi tidak heran kalau antara Muhammad dengan
pihak Nasrani masa itu  terjadi  diskusi  dengan  cara  yang
baik,   dan   wahyupun  memperkuat  Muhammad  seperti  dalam
ayat-ayat itu.
 
                                    (bersambung ke hal 2)

Newer Post Older Post


Orlando TRax Spark Captiva Trailblazer Colorado

CHEVROLET ANDALAN BANDUNG: PENJUALAN-SERVICE-SPARE PARTS
Jl.Soekarno Hatta No.337A BANDUNG