ILMU DAN LITERATUR BARAT

(5/6) 
Pemuda-pemuda  itu  telah  menghindarkan diri dari pemikiran
tentang agama-agama itu semuanya, juga tentang risalah Islam
dan  pembawanya.  Lebih-lebih lagi mereka menghindarkan diri
itu karena ilmu pengetahuan positif dan filsafat positivisma
yang  mereka  lihat  mengatakan  bahwa masalah-masalah agama
berada di luar logika dan tidak masuk  ke  dalam  lingkungan
pemikiran  ilmiah,  dan  segala yang berhubungan dengan itu,
dalam bentuk pemikiran metafisika  juga  sama  sekali  tidak
termasuk dalam metoda ilmiah. Kemudian mereka melihat adanya
pemisahan yang begitu jelas  dan  tajam  antara  gereja  dan
negara  di  Barat,  serta  melihat  negara-negara yang sudah
menentukan dalam undang-undang dasarnya, bahwa kepala negara
adalah  pelindung  Protestan  atau  Katolik, atau menentukan
bahwa agama negara yang resmi adalah Kristen, dengan  maksud
supaya  dengan  demikian  hari-hari  besar  yang berhubungan
dengan itu tidak bertambah  banyak.  Bertambah  kuat  mereka
bertahan  dalam pemikiran ilmiah dan segala yang berhubungan
dengan itu, perhatian merekapun akan  bertambah  besar  pula
terhadap masalah-masalah filsafat, ilmu dan budaya.
 
Setelah tiba masanya mereka harus berpindah dari dunia studi
ke tengah-tengah kehidupan praktis,  kehidupan  itu  membuat
mereka     lebih    sibuk    daripada    hanya    memikirkan
masalah-masalah, yang tadinya sudah mereka tinggalkan.  Maka
arah  pemikiran  itu  masih  tetap  dalam arus yang pertama:
melihat kebekuan berpikir itu dengan rasa kasihan dan sinis-
Ia terus menghirup udara pemikiran Barat dan filsafat Barat,
yang dirasakannya begitu lejat, sehingga bertambah kagum ia,
bertambah  kuat  bertahan  atas  apa yang sudah diperolehnya
itu.
 
Memang tak dapat disangkal, bahwa dewasa  ini  Timur  sangat
perlu  sekali  menghirup  udara  Barat  dalam cara berpikir,
dalam ilmu dan budaya. Dunia Islam di Timur dewasa ini sudah
terputus   dari  Islam  masa  lampau  oleh  adanya  kebekuan
berpikir dan fanatisma selama  berabad-abad.  Cara  berpikir
masa  lampau  yang  sehat  sudah begitu tebal tertimbun oleh
kebodohan dan serba prasangka  terhadap  segala  yang  baru.
Maka  tak  ada  jalan  lain,  bagi yang ingin mengikis semua
timbunan  itu,  ia  harus   bersandar   pada   bentuk-bentuk
pemikiran  dunia  yang  lebih  baru,  supaya dengan demikian
dapat mencapai masa kini yang  cemerlang  serta  peninggalan
masa lampau yang gemilang.

USAHA-USAHA MODERNISASI DUNIA ISLAM
 
Sudah  sepantasnya kalau kita mengatakan kepada Barat, bahwa
penyelidikan-penyelidikan  berharga  yang   dilakukan   oleh
sarjana-sarjana   Barat   dewasa  ini  tentang  sejarah  dan
studi-studi Islam dan Dunia Timur, telah membuka jalan  baru
bagi  pemuda-pemuda Islam sendiri dan pemuda-pemuda di Timur
dalam memperbanyak bahan-bahan  penyelidikan  tentang  studi
itu. Dan harapan akan sampai kepada kebenaranpun lebih besar
pula. Dengan sendirinya mereka  akan  lebih  mudah  memahami
jiwa  Islam  dan  jiwa Timur. Oleh karena orientasi baru itu
sudah dimulai  dari  Barat,  maka  pemuda-pemuda  itu  harus
mengikutinya    terus   sambil   mengadakan   koreksi   atas
kesalahan-kesalahan yang  ada,  lalu  menanamkan  jiwa  yang
sebenarnya  hidup  dalam  sejarah, diteruskan sampai ke masa
kini. Bukan  hanya  sebagai  studi  dan  penyelidikan  saja,
tetapi  juga  harus dilihat sebagai suatu peninggalan rohani
dan  mental  yang  patut  diwakili  oleh  para   pewarisnya;
penerangan   harus   ditambah   dan   diperbanyak,  sehingga
kebenaran yang tersembunyi itu akan tampak lebih jelas.
 
Dewasa  ini  banyak  sudah  pemuda-pemuda  yang   mengadakan
penyelidikan-penyelidikan    dengan   metoda   ilmiah   yang
sebenarnya.   Kalangan   Orientalis   sendiripun   mendukung
usaha-usaha  mereka  dan  sangat menghargai jasa-jasa mereka
itu.

MISI PENGINJIL DAN GOLONGAN YANG BERPIKIRAN BEKU
 
Sementara kerja-sama ilmiah yang seharusnya akan  memberikan
hasil  yang  baik  ini lahir, tiba-tiba timbul pula kegiatan
pihak gereja Kristen melakukan serangkaian serangan terhadap
Islam  dan terhadap Muhammad demikian rupa, tidak kurang dan
apa  yang  kita  sebutkan  tadi.  Di   samping   itu   pihak
imperialisma  Baratpun  mendukung  pula kegiatan ini, dengan
segala kemampuan yang ada  padanya,  atas  nama  kemerdekaan
berpikir. Padahal mereka yang melakukan serangan dan kecaman
itu telah  keluar  meninggalkan  negerinya  sendiri,  mereka
terpisah dari apa yang mereka namakan ,peneguhan iman, dalam
jiwa    saudara-saudara    mereka    seagama    itu.    Juga
penganjur-penganjur  kebekuan  berpikir  (jumud) di kalangan
kaum Muslimin sendiri telah mendapat  dukungan  imperialisma
pula.   Selanjutnya   tangan   imperialisma  ini  juga  yang
memberikan dorongan kepada apa saja yang dapat diselundupkan
ke  dalam Islam - dan yang sebenarnya bukan dari Islam - dan
ke dalam sejarah  hidup  Rasul,  berupa  dongengan-dongengan
yang  tak  masuk  akal  dan  bertentangan  dengan selera. Ia
memberikan dorongan kepada usaha-usaha orang  yang  mengecam
Islam  dan  mengecam  Muhammad  dengan  apa  saja yang dapat
dimasukkan ke dalam Islam dan ke dalam sejarah Rasul.

TERPIKIR MENULIS BUKU INI
 
Tugas pekerjaan saya memberi kesempatan kepada saya  melihat
peristiwa-peristiwa  itu  pada beberapa daerah Islam sebelah
timur, bahkan di seluruh  daerah  Islam,  serta  mempelajari
adanya  maksud  yang  ingin  mengikis  habis kehidupan moral
daerah-daerah  itu   dengan   jalan   membasmi   kemerdekaan
berfikir,  kebebasan  menyelidiki demi kebenaran itu. Terasa
oleh saya bahwa saya memikul suatu kewajiban dalam hal  ini.
Maksud yang menjadi tujuan rencana itu, yang sebenarnya akan
membahayakan seluruh umat manusia - bukan hanya membahayakan
Islam  dan  dunia  Timur  saja  -  harus  dipatahkan. Apatah
kiranya  bencana  yang  lebih  besar  menimpa  umat  manusia
daripada  kekerdilan  dan  kebekuan berpikir, yang sepanjang
sejarah lebih dari separohnya telah menimpa peradaban.
 
Karena  itu  terpikir  oleh  saya  -dan  lama  sekali   saya
memikirkan  hal  itu-  yang  akhirnya mengantarkan pemikiran
saya itu kepada  suatu  studi  tentang  kehidupan  Muhammad,
pembawa  risalah  Islam  itu,  tentang sasaran kecaman pihak
Kristen di satu segi, dan  tentang  kebekuan  berpikir  kaum
Muslimin  sendiri  dari  segi  lain.  Akan  tetapi studi ini
hendaknya bersifat ilmiah, sejalan dengan metoda  modern  di
Barat, demi kebenaran, dan untuk kebenaran semata.
 
Saya  mulai  dengan  membahas  sejarah  hidup Muhammad. Saya
ulangi lagi dengan memeriksa Sirat ibn Hisyam, Tabaqat  oleh
Ibn Sa'd, al-Maqhazi oleh al-Waqidi, demikian juga buku Syed
Ameer, Ali The Spirit of Islam. Kemudian  tidak  lepas  saya
membaca  buku-buku  beberapa  Orientalis, seperti Dermenghem
dan Washington Irving. Ketika pada musim dingin  tahun  1932
saya  berada di Luxor, saya pergunakan kesempatan ini dengan
mulai  menulis.  Ketika  itu  saya  masih   ragu-ragu   akan
mengadakan penyelidikan yang akan saya kemukakan kepada para
pembaca ini sebagai  suatu  hasil  pekerjaan  saya  sendiri,
sebab saya kuatir akan timbul heboh dari golongan yang masih
beku   cara   berpikirnya   dan   masih    percaya    kepada
bermacam-macam  takhayul,  sehingga kelak tujuan saya semula
akan terganggu karenanya.
 
Akan tetapi adanya sambutan yang saya terima,  dorongan  dan
sumbangan   pikiran   yang   diberikan   kepada   saya  oleh
pemuka-pemuka lembaga  cukup  menunjukkan  adanya  perhatian
terhadap  penyelidikan yang akan saya lakukan ini. Saya jadi
berpikir lebih sungguh-sungguh lagi hendak melaksanakan niat
saya  menulis  sejarah  hidup Muhammad ini lebih terperinci,
dengan cara yang ilmiah. Sekarang saya memikirkan jalan yang
paling  baik  dalam  meneliti  sejarah  itu,  sesuai  dengan
kemampuan yang ada pada saya.

QUR'AN SEBAGAI SUMBER PALING OTENTIK
 
Sudah jelas buat saya,  bahwa  sumber  yang  paling  otentik
dalam  penulisan  sejarah  ini  ialah  Qur'an  Suci. Segala
peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan Nabi,  diberikan
isyaratnya  dalam  Qur'an,  sehingga  dapat  dipakai sebagai
bahan penunjuk dalam mengadakan pembahasan itu. Dengan dasar
itu  dapat  pula  diteliti apa yang terdapat dalam buku-buku
Hadis dan sejarah Nabi yang  bermacam-macam  itu.  Saya  pun
berusaha  hendak  mengetahui  sesuatu  dalam Qur'an yang ada
hubungannya dengan kehidupan Nabi. Suatu bantuan besar dalam
hal  ini  telah  diberikan kepada saya oleh Tuan Ahmad Lutfi
as-Sayyid,  pejabat  pada  Perpustakaan  (Nasional)   Mesir,
berupa  buku-buku referensi, bab demi bab, tentang ayat-ayat
Qur'an yang berhubungan dengan kehidupan  orang  yang  telah
diberi  Wahyu  Kitab  Suci itu. Saya cocokkan ayat-ayat itu,
dan rupanya harus juga saya pelajari  sebab-sebab  turunnya,
waktu  turunnya serta hubungannya satu sama lain. Harus saya
akui juga - sedemikian  jauh  saya  berusaha  -  belum  juga
bertemu dengan semua yang saya maksudkan. Kadang kitab-kitab
tafsir Qur'an memberi petunjuk ke arah ini, tapi kadang juga
tidak.  Buku-buku  seperti  Asbab'n-Nuzul oleh al-Wahidi dan
An-Nasikh wal-Mansukh oleh Ibn Sallama hanya dengan  singkat
saja  membicarakan  persoalan yang sangat berharga ini, yang
justru patut mendapat penelitian dan pembahasan.
 
Akan tetapi apa yang saya temukan dalam kedua buku  itu  dan
dalam  buku-buku  tafsir  mengenai  beberapa rnasalah, dapat
juga  saya  pergunakan  sebagai  bahan  penelitian  terhadap
buku-buku  lain  mengenai sejarah Nabi. Dalam kedua buku itu
dan dalam buku-buku tafsir tersebut  saya  temukan  beberapa
hal  yang  patut  sekali  dikoreksi  oleh  ulama yang sudah
mendalami pengetahuan Qur'an dan Hadis serta  mencocokkannya
kembali secara lebih teliti.
 
 
                                         bersambung ke hal 6 
---------------------------------------------
S E J A R A H    H I D U P    M U H A M M A D
 
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
 
Penerbit PUSTAKA JAYA
Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
Cetakan Kelima, 1980

Newer Post Older Post


Orlando TRax Spark Captiva Trailblazer Colorado

CHEVROLET ANDALAN BANDUNG: PENJUALAN-SERVICE-SPARE PARTS
Jl.Soekarno Hatta No.337A BANDUNG